Star Pointer Effect

Menu

Sabtu, 24 Desember 2011

ENZIM INVERTASE

Oleh

RIKHAL H.
FICI 09 004

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2011


BAB I
PENDAHULUAN


Enzim berperan sangat penting dalam proses metabolisme dan katabolisme di tubuh makhluk hidup. Enzim dikatakan sebagai suatu kelompok protein yang berperan penting di dalam aktifitas biologi. Enzim berfungsi sebagai katalisator di dalam sel dan sifatnya sangat khas. Didalam jumlah sangat kecil, enzim dapat mengatur reaksi tertentu sehingga di dalam keadaan normal tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan hasil akhir reaksinya. Di dalam sel terdapat banyak jenis enzim yang berlainan kekhasannya. Artinya suatu enzim hanya mampu menjadi katalisator untuk reaksi tertentu saja. Ada enzim yang dapat mengkatalisa suatu kelompok substrat , adapula yang hanya satu substrat saja , dan ada pula yang bersifat stereospesifik. Karena enzim mengkataliser reaksi-reaksi di dalam sistim biologis, maka enzim juga disebut sebagai Biokatalisator.
Sebagai biokatalisator yang mengatur semua kecepatan semua proses fisiologis, enzim memegang peranan penting dalam dunia kesehatan dan patologi. Meskipun dalam keadaan sehat semua proses fisiologis akan berlangsung dengan cara yang tersusun serta teratur sementara homeostasis akan dipertahankan, namun keadaan homeostasis dapat mengalami gangguan yang berat dalam keadaan patologis.

Pemanfaatan enzim secara komersial terus dipelajari dan diterapkan, hingga saat ini ada enzim yang digunakan untuk kepentingan industri. Enzim-enzim ini diisolasi dari makhluk hidup agar dapat menjadi biokatalisator dalam menghasilkan produk tertentu yang diinginkan. Salah satu enzim yang digunakan secara luas di dunia industri adalah enzim invertase. Enzim Invertase, dikenal sebagai β-fructofuranoside fructohydrolase (EC 3.2.1.26), enzim ini mampu menghidrolisis sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa (gula invert).

BAB II
PEMBAHASAN

Enzim dikatakan sebagai suatu kelompok protein yang berperan penting di dalam aktifitas biologi. Enzim berfungsi sebagai katalisator di dalam sel dan sifatnya sangat khas. Didalam jumlah sangat kecil, enzim dapat mengatur reaksi tertentu sehingga di dalam keadaan normal tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan hasil akhir reaksinya.
Di dalam sel terdapat banyak jenis enzim yang berlainan kekhasannya. Artinya suatu enzim hanya mampu menjadi katalisator untuk reaksi tertentu saja . Ada enzim yang dapat mengkatalisa suatu kelompok substrat , adapula yang hanya satu substrat saja , dan ada pula yang bersifat stereospesifik. Karena enzim mengkataliser reaksi-reaksi di dalam sistim biologis, maka enzim juga disebut sebagai Biokatalisator (Simanjuntak dan Silalahi, 2003).
Beberapa enzim mempunyai aktifitas diantaranya spesifik untuk D dan L isomer optik . Enzim L- asam amino oksidase hanya pada L- asam amino oksidase tidak bereaksi terhadap isomer D- asam amino . Beberapa enzim memerlukan suatu ko-faktor yang bukan protein dan biasanya agak longgar berikatan dengan enzim. Ko-faktor itu disebut gugus prostetik. Di dalam proses isolasi kadang-kadang ko-faktor yang berikatan longgar pada enzim terlepas sehingga menyebabkan aktifitas enzim menurun atau bahkan hilang. Bagian protein dari enzim disebut apo-enzim, sedangkan enzim keseluruhannya disebut holoenzim.

Enzim Invertase, dikenal sebagai β-fructofuranoside fructohydrolase (EC 3.2.1.26) merupakan sebuah katalis untuk hidrolisis sukrosa yang menghasilkan fruktosa dan glukosa (gula invert). Invertase ditemukan di dalam ragi. Aktivitas enzim invertase ditentukan dengan menginkubasi substrat dan enzim pada suatu batas waktu tertentu, selanjutnya jumlah gula invert ditentukan dengan metode tertentu seperti metode Bradford (Hasanah dan Putra, 2010).
Sedangkan pemanfaatan enzim invertase banyak dilakukan dalam industri makanan dan minuman khususnya pada pengolahan selai, permen, produk gula-gula, dan produksi asam laktat dari fermentasi sirup tebu. Invertase juga digunakan untuk memproduksi etanol dari sukrosa sebagai sumber karbon (Lee Huang, 2000).

Kemampuan enzim dalam mengkatalisis reaksi kimia dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang meliputi pH, temperatur, waktu inkubasi, dan konsentrasi substrat. Enzim invertase banyak ditemukan pada ragi roti yang mengandung khamir Saccharomyces ceriviseae. mempunyai aktivitas paling tinggi pada pH 4,5 dan temperatur 30oC (Hasanah dan Putra, 2010).
Reaksi yang menggunakan katalis enzim sangat dipengaruhi oleh suhu. Pada suhu rendah reaksi kimia berlangsung lambat, sedangkan pada suhu yang lebih tinggi reaksi berlangsung lebih cepat. Di samping itu, karena enzim adalah suatu protein, maka kenaikan suhu dapat menyebabkan terjadinya proses denaturasi. Apabila proses denaturasi terjadi, maka bagian aktif enzim akan terganggu dan dengan demikian konsentrasi efektif enzim menjadi berkurang dan kecepatamn reaksinya ikut menurun (Poedjiadi, 1994). Selain suhu yang terlampau tinggi kehadiran inhibitor lain juga dapat mengurangi aktivitas enzim invertase, inhibitor tersebut seperti enzim inulinase (Nakamura dkk, 1995 dalam Saryono et al., 1999) dan logam silikon (Makarim et al., 2007).

BAB III
KESIMPULAN

Enzim merupakan katalisator di dalam sel dengan sifatnya yang sangat khas. Salah satu contohnya adalah Enzim Invertase. Enzim Invertase adalah sebuah katalis untuk hidrolisis sukrosa yang menghasilkan fruktosa dan glukosa (gula invert). Enzim invertase merupakan protein yang dapat dipengaruhi oleh suhu, kehadiran inhibitor dan logam silikon.


DAFTAR PUSTAKA
Hasanah, Elok Nur Isro’ul dan Surya Rosa Putra, 2010, Karakterisasi Ekstrak Kasar Enzim Invertase yang Diamobilisasi dengan Na-Alginat, Prosiding Skripsi, ITS.

Lee WC, and Huang CT. 2000. “Modelling of ethanol production using Zymomonas mobilis ATTC 10988 grown on the media containing glucose and fructose”. Biochemical Engineering Journal, 4.

Makarim, A.K., E. Suhartatik dan A. Kartohardjono, 2007, Silikon: Hara Penting pada Sistem Produksi Padi, IPTEK Tanaman Pangan Vol. 2 No.2

Nakamura T., Y. Ogata, A. Shitasa, A. Nakamura dan K. Ohta, 1995. “Continuous Production of Fructose Syrups from Inulin by Immobilized Inulinase from Aspergillus niger Mutan 817”. J. of Fermentation and Bioeng., 80(2).

Saryono, Is Sulistyawati P., Delita Zul dan Atria Martina, 1999, Identifikasi Jamur Pendegradasi Inulin pada Rizosfir Umbi Dahlia (Dahlia variabilis), Jurnal Natur Indonesia II (1).

Simanjuntak, M.T. dan J. Silalahi, 2003, Biokimia, Farmasi-FMIPA, Universitas Sumatera Utara.

http://teenagers-moslem.blogspot.com/2011/02/enzim-invertase.html (04/11/11)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar