EKSTRAKSI DAN PEMISAHAN LIPID KOMPLEKS
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA UMUM
PERCOBAAN VII
Oleh
NAMA : RIKHAL H.
STAMBUK : F1C1 09 004
KELOMPOK : III (TIGA)
ASISTEN : MISRAWATI S.Si
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lipid merupakan salah satu satu kategori molekul yang besar yang tidak mencakup pilimer. Senyawa yang disebut lipid dikelompokkan bersama karena memiliki satu ciri penting, yaitu lipid tidak memiliki atau sedikit sekali afinitasnya terhadap air. Perilaku hidrofobik lipid terhadap air didasarkan pada struktur molekulnya. Meskipun lipid bisa memiliki ikatan polar yang berikatan dengan oksigen, lipid sebagian besar terdiri dari hidrokarbon. Lipid lebih kecil jika dibandingkan dengan makromolekul (polimerik) sesungguhnya, dan merupakan gugus yang sangat beragam bentuk maupun fungsinya.
Salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan atau manusia dan sangat berguna bagi kehidupan manusia ialah lipid. Untuk memberikan definisi yang jelas tentang lipid sangat sukar, sebab senyawa yang termasuk lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa atau mirip. Sifat kimia dan fungsi biologinya juga berbeda-beda.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam percobaan ini adalah bagaimana ekstraksi dan pemisahan lipid kompleks
C. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dalam percobaan ini adalah untuk mengetahui ekstraksi dan pemisahan lipid kompleks
D. Manfaat Percobaan
Manfaat yang diperoleh setelah melakukan percobaan ini adalah praktikan dapat mengetahui cara untuk menentukan kandungan kolesterol pada fraksi I, II, III yang terdapat pada otak sapi dengan cara ekstraksi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan atau manusia dan sangat berguna bagi kehidupan manusia ialah lipid. Untuk memberikan definisi yang jelas tentang lipid sangat sukar, sebab senyawa yang termasuk lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa atau mirip. Sifat kimia dan fungsi biologinya juga berbeda-beda. Walaupun demikian para ahli biokimia bersepakat bahwa lemak dan senyawa organik yang mempunyai sifak fisika seperti lemak, dimasukan dalam satu kelompok yang disebut lipid. Adapun sifat fisika yang dimaksud ialah : (1) tidak larut dalam air, tetapi larut dalam satu atau lebih dari satu pelarut organik misalnya eter, aseton, kloroform, benzena, yang sering juga disebut “pelarut lemak” ; (2) ada hubungan dengan asam-asam lemak atau esternya ; (3) mempunyai kemungkinan digunakan oleh makhluk hidup (Poedjiadi, 1994).
Asam lemak adalah asam organik berantai panjang yang mempunyai atom karbon 4 samapi 24; asam lemak memiliki gugus karboksil tunggal dan ekor hidrokarbon yang panjang, yang menyebabkan kebanyakan lipida bersifat tidak larut dalam air dan tampak berminyak atau berlemak. Asam lemak tidak erdapat bebas di alam atau berbentuk tunggal di dalam sel atau jaringan, tetapi terdapat dalam bentuk yang terikat secara kovalen pada berbagai kelas lipida yang berbeda. Lipida yang paling sederhana dan paling banyak mengandung asam lemak sebagai unit penyusun adalah triasilgliserol, yaitu ester dari alkohol gliserol dengan tiga molekul asam lemak (Lehninger, 1982).
Steroid juga merupakan lipida yang banyak dijumpai di alam. Termasuk dalam golongan steroid diantaranya senyawa-senyawa sterol, sapogenin dan hormon. Dari senyawa-senyawa steroid, sterol merupakan senyawa yang paling banyak ditemukan di alam. Pada umumnya senyawa ini ditemukan dalam bentuk sterol bebas. Sterol berikatan dengan glikosida, atau sterol yang berbentuk ester. Dari kelompok sterol, kolesterol merupakan salah satu yang paling melimpah. Senyawa ini ada dalam hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Kolesterol terdapat pada seluruh sel tubuh terutama pada jaringan syaraf. Kolesterol ini hanya terdapat pada lemak binatang (Anwar, 1994).
Sebagian besar hasil pencernaan lemak berupa monogliserida dan asam lemak rantai panjang (C12 atau lebih) di dalam membran mukosa usus diubah kembali menjadi trigliserida. Interaksi misel (produk dari pencernaan sebagian lipid terdiri dari 2–monoasilgliserol, lisolesitin, kolesterol dan asam lemak bergabung dengan garam empedu membentuk konjugasi polimolekuler bermuatan negatif pada brush border dari sel. Kandungan lipid keluar masuk dari misel dengan cara berdifusi. Meskipun proses terjadi di bagian distal duodenum dan jejunum, garam empedu tidak diabsorbsi di sini, tetapi sebaliknya diabsorbsi di segmen ileum dari usus halus. Mereka kembali ke hepar melalui vena porta untuk diresekresi dalam kandung empedu. Sirkuit ini disebut sebagai sirkulasi enterohepatik dari garam empedu (Tony, 2007).
Lemak merupakan sumber kalori penting disamping berperan sebagai pelarut berbagai vitamin. Lemak yang dioksidasi secara sempurna dalam tubuh menghasilkan 9,3 kalori per 1 gr lemak. Suatu molekul lemak tersusun dari satu hingga tiga asam lemak dan satu gliserol. Jumlah asam lemak yang terdapat pada gugus gliserol menyebabkan adanya pembagian molekul lemak menjadi monogliserida, digliserida, dan trigliserida (Anne, 2009).
Plastik sintetik (non-biodegradable) sangat berpotensi menjadi material yang mengancam kelangsungan makhluk hidup di bumi ini. Untuk menyelamatkan lingkungan dari bahaya plastik, saat ini telah dikembangkan plastik biodegradable, artinya plastik ini dapat duraikan kembali mikroorganisme secara alami menjadi senyawa yang ramah lingkungan. Biasanya plastik konvensional berbahan dasarpetroleum, gas alam, atau batu bara. Sementara plastik biodegradable terbuat darimaterial yang dapat diperbaharui, yaitu dari senyawa-senyawa yang terdapat dalamtanamanmisalnya selulosa, kolagen, kasein, protein atau lipid yang terdapat dalam hewan (Thorikul dan Ferris, 2007).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 19 November 2011, mulai pukul 09.00 WITA sampai selesai dan bertempat di Laboratorium Kimia lanjut, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Haluoleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini diantaranya adalah blender, gelas kimia, batang pengaduk, corong, neraca analitik, hot plate, erlenmeyer 250 mL, dan aluminium foil.
2. Bahan
Bahan yang akan digunakan pada praktikum ini, diantaranya adalah otak sapi 50 g, aseton 150 mL, etanol 95% 50 mL, dietil eter 200 mL, kloroform, metanol, dan akuades.
C. Prosedur Kerja
Fraksi II
- ditempatkan dalam gelas kimia 600 ml
- diekstraksi dengan 200 mL dietil eter
- dibiarkan selama 5 menit sambil kadang-kadang diaduk
- disaring
- dipekatkan hingga V = 50 mL
- dituang ke dalam gelas kimia berisi 100 mL aseton, diaduk
- dikumpulkan endapan yang terbentuk
- ditimbang
- dilarutkan dalam campuran kloroform:methanol (3:1)
- dihitung % Fraksi II
% Fraksi II = % disimpan
B. Pembahasan
Salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan, atau manusia, dan sangat berguna bagi kehidupan manusia ialah lipid. Lipid atau lipida merupakan kompenen sel yang bersifat berminyak atau berlemak yang tidak larut dalam air, tetapi dapat larut dalam pelarut organik nonpolar seperti aseton, kloroform, etanol, benzen yang dikenal dengan “pelarut lemak”. Senyawa-senyawa yang termasuk lipid digolongkan dalam beberapa golongan, yakni: lipid sederhana, yaitu ester asam lemak dengan berbagai alkohol; lipid gabungan yaitu ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan; dan derivat lipid yaitu senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisi lipid.
Lipid adalah zat yang termasuk senyawa heterogen yang terdapat dalam jaringan tanaman dan hewan, mempunyai sifat tidak larut dalam air dan larut dalam pelarut organik seperti ether, kloroform dan benzena. Salah satu kelompok yang berperan penting dalam nutrisi adalah lemak dan minyak. Lemak tersimpan dalam tubuh hewan, sedangkan minyak tersimpan dalam jaringan tanaman sebagai cadangan energi.
Pada percobaan ini dilakukan ekstraksi dan pemisahan lipid kompleks (yang terdiri dari tiga fraksi) dari sampel otak sapi. Otak sapi mengandung sedikit lemak netral. Fraksi pertama dalam percobaan ini otak sapi terlebih dahulu diblender dengan menggunakan aseton sebagai pelarutnya. Hal ini dilakukan oleh karena adanya kesamaan sifat antara lipid atau lemak yang terkandung dalam otak sapi dengan aseton yakni sama-sama merupakan senyawa non polar, shingga keduanya dapat saling melarutkan. Dengan menghaluskan otak sapi ini menggunakan aseton maka akan mempermudah proses pemisahan kolesterolnya setelah difiltrasi. Di dalam filtrat otak sapi masih terkandung pelarut dan kolesterol yang akan dipisahkan, oleh karena itu filtrat tersebut dievaporasi guna memisahkan kolesterol dari pelarutnya (aseton). Residu yang diperoleh dari proses inilah yang dinamakan dengan kolesteol, namun hasil yang diperoleh ini masih belum benar-benar murni, oleh karena itu perlu dilakukan pengeringan pada suhu kamar.
Dalam fraksi II, residu dari fraksi I digunakan sebagai sampel. Untuk mendapatkan kandungan lemak yang terdapat pada residu fraksi I, maka digunakan metode ekstraksi, yaitu metode yang digunakan untuk memurnikan suatu zat dengan menggunakan pelarut organik. Pada perlakuan ini pelarut yang digunakan adalah dietil eter. Dietil eter merupakan pelarut organik hidrokarbon yang mempunyai rumus struktur R-O-R, selain itu dietil eter juga bersifat non polar sebagaimana aseton sehingga dapat berfungsi dengan baik dalam melarutkan lipid dari otak sapi (dalam hal ini pemilihan pelarut yang sesuai masih bersesuaian dengan prinsip ”like dissolve like”).
Pencampuran pelarut dengan sampel dibiarkan selama beberapa menit agar komponen lipid yang berada dalam sampel benar-benar terekstrak ke dalam pelarutnya. Setelah difiltrasi, maka diperoleh larutan ekstrak yang yang masih bercampur (residu disimpan untuk fraksi III). Filtrat yang diperoleh dipekatkan hingga volumenya 50 mL, pemekatan ini dimaksudkan agar konsentrasi kadar yang ada dalam campuran berkurang (menghilangkan pelarut dari dalam campuran) dan konsentrasi campuran menjadi lebih besar dari konsentrasi awalnya, dan hasil dari pemekatan ini dinamakan fraksi II.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar. 1994. Pengantar Praktikum Biokimia Umum, UGM-Press, Yogyakarta.
Chandra, Tony. 2007. “Perbedaan Profil Lipid Remaja Dengan Orang Tua Berpenyakit Jantung Koroner Dan Bukan Jantung Koroner”.
Tesis. Fakultas Kedokteran, UNDIP. Semarang
Huda, Thorikul dan Firdaus, Feris. 2007. “Karakteristik Fisikokimiawi Film Plastik Biodegradable Dari Komposit Pati Singkong-Ubi Jalar”. LOGIKA, ISSN: 1410-2315. Vol. 4. No. 2.
Lehninger, A.L., 1982. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Poedjiadi, A., 1994. Dasar-Dasar Biokimia, UI-Press, Jakarta.
Prasastyane, Anne. 2009. “Karakteristik Asam Lemak & Kolesterol Kijing Lokal(Pilsbryoconcha exillis) dari Situ Gede Bogor
Akibat Proses Pengukusan”.Institut Pertanian Bogor. Bogor
Lampiran :
a. Fraksi I
- Berat kertas saring kosong = 1,05 gram
- Berat kertas saring + kolesterol = 1,67 gram
- Berat kolesterol = 1,67 g – 1,05 g
= 0,62 gram
% kolesterol = Berat praktek / Berat sampel x 100 %
= 0,62 gram / 50 gram x 100 %
= 1,24 %
b. Fraksi II
- Berat kertas saring kosong = 1,05 gram
- Berat kertas saring + kolesterol = 2,09 gram
- Berat kolesterol = 2,09 gram - 1,05 gram
= 1,04 gram
% Kolesterol = 1,04 gram / 50 gram x 100 %
= 2,08 %
c. Fraksi III
- Berat kertas saring kosong = 0,42 gram
- Berat kertas saring + kolesterol = 6,9 gram
- Berat kolesterol = 6,9 gram – 0,42 gram
= 6,48 gram
% kolesterol = 6,48 gram / 50 gram x 100 %
= 12,96 %
Tidak ada komentar:
Posting Komentar